Home News Market Teknologi Treveling Finance JASA
Nature

Suku Bunga Tinggi Bisa Bikin Sektor Jasa Keuangan Tertekan

aris, 2022-12-06

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga berpotensi menekan sektor jasa keuangan dari berbagai sumber vulnerabilitas seperti liquidity mismatch, fluktuasi asset prices dan neiknya debt level yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan stabilitas sektor jasa keuangan saat ini terjaga, namun demikian adverse effects akibat kompleksitas tekanan yang dihadapi ekonomi global perlu diwaspadai, baik dari sisi kebijakan normalisasi global, ketidakpastian kondisi geopolitik, serta laju inflasi yang meskipun termoderasi namun persisten di level yang tinggi.

"Perlambatan outlook pertumbuhan ekonomi ke depan menjadi tidak terhindarkan sebagaimana diperkirakan oleh berbagai lembaga internasional," kata dia dalam siaran pers, Selasa (6/12/2022).

Kebijakan yang kolaboratif, tepat dan terukur akan menentukan prospek terjaganya stabilitas sektor jasa keuangan ke depan.

OJK mencatat sejumlah lembaga internasional seperti OECD memperkirakan ekonomi global akan tumbuh melambat di 2023 disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter global, tingginya harga komoditas energi dunia yang dipengaruhi tensi geopolitik, dan masih persistennya tingkat inflasi di level yang tinggi.

Spanyol-Jerman di Piala Dunia 2022 Oleh karenanya, perlu dicermati perkembangan sektor-sektor yang memiliki porsi ekspor yang tinggi serta sektor padat modal yang akan lebih terdampak oleh kenaikan suku bunga.

Indikator perekonomian terkini menunjukkan kinerja ekonomi nasional masih cukup baik, terlihat dari neraca perdagangan yang terus mencatatkan surplus, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang berada di zona ekspansi, dan indikator pertumbuhan konsumsi masyarakat yang masih solid.

Selain itu, optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi juga masih positif. Bank Indonesia kembali meningkatkan suku bunga acuan sebesar 50 bps untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar.

Namun demikian, laju pemulihan perekonomian maupun intermediasi sektor keuangan belum terlalu terdampak atas kenaikan suku bunga dimaksud.

Kondisi Sektor Keuangan OJK mencatat pasar saham hingga akhir November 2022 melemah 0,25% mtd ke level 7.081,31 dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp 0,74 triliun mtd. Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 7,59% dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 81,49 triliun.

Lalu dari sisi kredit perbankan pada Oktober 2022 tumbuh meningkat menjadi 11,95% yoy, utamanya ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 13,65% yoy.

Adapun, secara mtm, nominal kredit perbankan naik sebesar Rp 58,61 triliun menjadi Rp 6.333,51 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2022 tercatat tumbuh 9,41% yoy menjadi Rp 7.927 triliun, meningkat dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,77% yoy, utamanya didorong peningkatan giro.

Likuiditas industri perbankan pada Oktober 2022 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,17% (September 2022 121,62%) dan 29,46% (September 2022 27,35%), jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Pada sektor IKNB, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan Oktober 2022 mencapai Rp 255,20 triliun, atau tumbuh sebesar 1,81% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Demikian pula halnya dengan akumulasi premi asuransi umum yang tumbuh sebesar 16,93% yoy selama periode yang sama, hingga mencapai Rp97,78 triliun per Oktober 2022.

Namun demikian, akumulasi premi asuransi jiwa terkontraksi sebesar -5,76% yoy dibanding periode sebelumnya, dengan nilai sebesar Rp 157,42 triliun per Oktober 2022.

Sumber : Finance.detik


FO4ARI

I have a blog to share knowledge with you and the latest news


Nature


Didukung Oleh Investing.com

Widget Ringkasan Teknikal Didukung oleh Investing.com Indonesia